Saturday 12 November 2011

Profesi PNS di Mata Anaknya (Curahan Hati Anak PNS)

|2 comments
Pegawai negeri sipil atau biasa disingkat PNS merupakan jenis pekerjaan yang paling banyak diminati di negeri in, betapa tidak? Iming iming gaji tetap setiap bulan ditambah berbagai tunjangan serta jaminan dana pensiun membuat sebagian orang tertarik untuk menjadi PNS. Maka tak heran ketika ada tes penerimaan pegawai negeri sipil baru, ratusan bahkan ribuan orang mendaftar untuk mengisi lowongan tersebut, padahal jatah yang diperebutkan hanya beberapa saja.
Namun profesi PNS juga sering mendapat kritikan dari berbagai kalangan, mereka menganggap bahwa besarnya anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menggaji PNS tidak sebanding dengan kinerja PNS yang masih dianggap kurang. Contohnya saja berita di TV yang sering meliput saat PNS bolos kerja setelah libur panjang.Atupun saat PNS terkena Razia oleh satpol PP tengah berada di pusat perbelanjaan saat jam dinas dan kedapatan masih memakai seragam dinas. Memang sungguh sangat disayangakan, PNS yang diharapkan memberi contoh yang baik bagi rakyat justru berperilaku kurang disiplin.
Belum lagi ketika melayani rakyat, sebagaian besar rakyat masih belum puas dengan kinerja PNS, apalagi pelayanan yang diberikan oleh PNS yang bekerja sebagai tenaga kantoran di instansi atau lembaga pemerintahan. Sebagian besar rakyat berpendapat bahwa pelayanan yang diberikan kurang maksimal, PNS dianggap kurang ramah ketika melayani rakyat. Mereka pun dituding sering korupsi waktu kerja dengan tidak ada di kantor sewaktu masih jam kerja. Alasannya ada yang makan siang dan lain sebagainya, padahal rakyat sangat membutuhkan jasa pelayanan mereka. Belum lagi anggapan “bobroknya” birokrasi di negeri in semakin memperburuk citra PNS. Seperti ketika mengurus sesuatu sudah menjadi rahasia umum untuk menyiapkan uang pemulus untuk mempermudah urusan tersebut.
Namun tidak semuanya PNS berperilaku seperti di atas, contohnya saja Ayah saya, profesinya sebagai PNS guru di sekolah dasar. Walaupun jaraknya sekitar 25 KM dari rumah, namun beliau tetap semangat dan penuh dedikasi ketika mengajar,beliau sama sekali tidak pernah mengeluh dengan keadaan ini. Walaupun kadang kadang sempat mengeluh juga disebabkan terlambatnya tunjangan, namun hal itu wajar karena tunjangan tersebut sangat diperlukan berkaitan dengan kebutuhan ekonomi yang mendesak