Friday 18 July 2014

25 KM Lebih Jarak Tempuhmu, 25 Tahun Lebih Pengabdianmu

|0 comments

          Salah satu profesi yang dianggap sebagai tonggak kesuksesan pembangunan sumber daya manusia sebuah bangsa adalah profesi guru. Betapa tidak? Guru adalah ujung tombak pelaksanaan pendidikan baik yang diadakan di lingkungan pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Guru dalam terminologi Jawa merupakan singkatan dari kata Digugu dan Ditiru yang artinya bahwa segala sikap dan tindak tanduk seorang guru harus menjadi contoh yang  baik bagi peserta didiknya. Hal ini berlaku bagi semua guru dan salah satunya adalah guru Pendidikan Agama Islam.
          Salah seorang guru Agama yang benar benar menjadi sosok yang digugu dan ditiru adalah bapak Imam Bukhori. Beliau adalah guru PAI di SDN Minggiran 2 kec. Papar Kabupaten Kediri. Sudah sejak tahun 1980an beliau mengabdikan diri untuk mengajar di sana. Meskipun beliau tidak memiiki gelar sarjana dan hanya memiliki ijazah penyetaraan Diploma II setelah lulus dari PGAN 6 tahun Kediri. Namun itu semua sama sekali tidak menyurutkan langkah beliau untuk dengan tulus mendidik generasi penerus bangsa dengan bekal pendidikan agama yang sangat berguna. Padahal jarak dari rumah ke sekolah adalah lebih dari 25 KM dan itu setiap hari ditempuh oleh beliau dengan rasa suka cita dan tak ada rasa mengeluh sedikitpun di dalamnya.
          Sebagai putranya,tentu saya sesekali merasa iba dengan kondisi bapak yang setiap hari harus berkendara sepanjang   50 KM. Apalagi usia bapak sekarang sudah menginjak usia 58 tahun yang artinya 2 tahun lagi tugasnya usai sebagai abdi negara. Atas nama faktor kesehatan kami pihak keluarga juga menyarankan sejak umur 50-an agar beliau mutasi kerja dan mengajar di SD terdekat saja,namun atas nama dedikasi dan pengabdian pula beliau menolak saran tersebut dan memilih untuk terus mengabdi di SDN Minggiran 2 walau begitu jauh jaraknya.
          Sebagai seorang pegawai negeri kami sangat bersyukur atas upah yang diberikan oleh pemerintah kepada bapak saya sebagai bentuk apresiasi atas pekerjaan dan dedikasi yang sudah dilakukan oleh bapak Imam Bukhori.  Berbagai kebijakan seperti  gaji ke 13 dan sertifikasi yang diberikan oleh pemerintah telah banyak membantu perkenomian keluarga kami. Namun sesekali tunjangan yang harusnya diterima tepat waktu tersebut terkadang tidak diberikan sesuai waktunya. Itulah yang membuat perkenomian keluarga kami menjadi gali lubang tutup lubang. Tetapi meskipun begitu Bapak tidak pernah menyalahkan pemerintah karena menurutnya memang seperti itulah konsekuensi menjadi seorang abdi negara. Sungguh mulia hati bapak saya, di saat guru guru lain menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenaikan pangkat maupun tunjangan sertikasi namun bapak saya dengan tegas menolak cara tersebut dan lebih memilih untuk fokus mengabdi untuk mengajar dengan profesional. Terakhir bapak berpesan kepada kami bahwa pendidikan  adalah segala galanya, bahkan bapak dengan kerja keras mampu menyekolahkan saya hingga sampai bangku perguruan tinggi. Oh bapakku 25 kilometer lebih jarak tempuhmu, 25 tahun lebih pengabdianmu,  tak terhitung pula berapa peserta didik yang sudah kau tularkan ilmumu, dan akan terus mengalir pahalamu.Salam hormat juga untuk seluruh guru di Indonesia

Saturday 5 July 2014

2 Amerika vs 2 Eropa di 4 Besar Piala Dunia

|1 comments

Wednesday 2 July 2014

4 Amerika vs 4 Eropa di 8 Besar Piala dunia

|0 comments