Kegiatan Orientasi
pengenalan kehidupan perkuliahan atau yang biasa disebut dengan OSPEK merupakan agenda tahunan yang
diselenggarakan oleh pihak kampus untuk menyambut datangnya mahasiswa baru.
Yang menyelenggarakan acara ini adalah pejabat kampus baik di tingkat pusat
maupun fakultas dan yang menjadi panitia pelaksananya adalah organisasi
kemahasiswaan yang diwakili oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Ospek sering disebut sebagai ajang pamer senioritas dan
balas dendam bagi kakak tingkat kepada yuniornya. Bagaimana tidak? Dalam
kegiatan Ospek terdapat serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk membentuk
karakter mahasiswa baru dalam menghadapi perkuliahan. Berbagai kegiatan dirancang untuk membentuk
kedisiplinan mahasiswa baru,mulai dari pembarisan sebelum mengikuti
kegiatan,kemudian berbagai tugas yang diberikan untuk membiasakan mahasiswa
baru menghadapi tugas dari dosennya, serta belum lagi hukuman yang diberikan
oleh panitia apabila tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa baru itu salah.
Semua
kegiatan tersebut sebenarnya tujuannya bagus untuk membentuk karakter dan
kepribadian mahasiswa baru,namun pada kenyataannya tidak semua mahasiswa lama
sebagai panitia mampu menerjemahkan tujuan tersebut. Justru fakta di lapangan
menunjukkan jika panitia Ospek hanya membentak bentak tanpa didasari alasan
yang jelas, kemudian main hukum sana sini tanpa sebuah penyebab yang
pasti,belum lagi tugas yang diberikan melenceng dengan tujuan kegiatan yang sudah ditetapkan, maka
tak salah jika Ospek sering disebut sebagai ajang pamer senioritas dan balas
dendam bagi kakak tingkat kepada yuniornya.
Sebenarnya
menjadi sebuah dilema tersendiri juga ketika sekarang kegiatan Ospek tidak
mengizinkan adanya unsur bentak bentakan. Hal ini terjadi karena terungkap
kejadian bahwa Ospek di beberapa kampus
diwarnai dengan unsur kekerasan.
Bahkan yang terbaru kegiatan Ospek di Institut Teknologi Nasional Malang
berujung pada kematian salah satu mahasiswa baru. Menjadi sebuah dilema karena
ada anggapan jika mahasiswa baru pada kegiatan Ospeknya tidak dibentak bentak maka
karakter dan kedisiplinannya tidak terbentuk serta tidak menghormati orang yang
lebih tua darinya.
Seakan
menjawab akan problematika di atas kampus Universitas Negeri Malang
menghadirkan konsep Ospek yang dinamakan dengan Pengenalan Kehidupan Perguruan
Tinggi (PKPT) berbasis kelas dan dikemas lebih humanis dengan menekankan unsur
akademis. Pada kegiatan ini tidak diperbolehkan adanya pembarisan, pemberian
tugas yang tidak sesuai dengan tujuan kegiatan, maupun adanya unsur bentak
bentak. Semua kegiatan dilaksanakan di dalam ruangan kelas dan berisi materi materi seputar kegiatan
akademis maupun non akademis penunjang perkuliahan yang ditujukan untuk
mempercepat adaptasi para mahasiswa baru.
Pengalaman
penulis sendiri sebagai ketua panitia PKPT Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang tahun 2014 menunjukkan jika tanpa disertai dengan unsur bentak
bentakan mahasiswa baru tetap menunjukan sikap kedisplinannya. Indikatornya
terbukti dari acara yang dimulai pukul 06.30 tetapi mahasiswa sudah hadir di
tempat sejak pukul 06.00 dan tidak ada peserta yang terlambat,kalaupun ada jumlahnya
hanya dua atau tiga. Walaupun masih banyak yang beranggapan jika kedisiplinan
tersebut hanyalah kedisplinan semu dan hanya ada pada kegiatan ospek saja .
Tetapi walaupun banyak yang beranggapan begitu bagaimanapun juga kita tetap
harus berprasangka baik dan mengapresiasi kedisiplinan awal mahasiswa baru
sebagai pijakan dasar untuk membentuk
sikap kedisiplinan selanjutnya. Dengan
menginstruksikan kepada seluruh panitia untuk menyambut para mahasiswa baru
dengan senyuman dan tangan terbuka ternyata mampu membuat mereka merasa
diperhatikan dan nyaman sehingga secara perlahan mulai tumbuh rasa hormat
kepada orang yang lebih tua darinya.
Walaupun
di luar sana masih banyak yang beranggapan jika kegiatan ospek yang tidak
disertai dengan bentak bentakan hanya akan menghasilkan generasi robot atau
generasi bebek yang selalu menurut dan mengikuti instruksi maupun perintah.
Namun perlu disadari juga bahwa zaman terus berkembang di segala lini dan
sekarang semua bisa dengan mudah mengakses informasi. Hal tersebut membuat generasi pemuda sekarang begitu kritis karena
mereka berbekal informasi yang begitu mudah mereka cari. Oleh karena itu
diperlukan sebuah formulasi baru dalam kegiatan pengenalan atau orientasi
kehidupan kampus, hal ini bertujuan agar kegiatan ospek tidak hanya berbekal
kegiatan bentak bentakan tanpa tujuan serta tidak menghasilkan generasi bebek
yang bisanya hanya mengikut saja. Atau bisa jadi kegiatan orientasi dibentuk
seperti yang sudah dilakukan di PKPT Universitas Negeri Malang yang berbasis
kelas dan mengedepankan unsur akademis ditambahkan dengan kegiatan baris
berbaris yang dipimpin langsung oleh tentara sehingga kegiatannya jauh lebih
tertata dan jauh dari unsur senioritas panitia. Bagaimanapun bentuk
kegiatannya, orientasi pengenalan kampus
harus menjadi ajang percepatan adaptasi bagi mahasiswa baru dan tidak boleh
jauh dsari esensi tujuannya yaitu membentuk kepribadian mahasiswa sebagai agent
of change . Sebab di tangan mahasiswa lah berbagai peristiwa besar di bangsa
ini terjadi.