Saturday 8 May 2010

Bahaya logam berat Pb

DETEKSI LOGAM Pb SEBAGAI INDIKATOR POLUSI UDARA DAN KORELASINYA DENGAN PEMANASAN GLOBAL

Salah satu hal yang menyumbang adanya pencemaran udara adalah kendaraan bermotor. Jutaan mobil dan motor telah memenuhi jalan raya sambil mengeluarkan sejumlah asap yang sangat berbahaya. Akibat pembakaran tidak sempurna, akan menghasilkan gas CO2, CO dan NO. Disamping itu, adanya penambahan senyawa aditif (TEL) untuk menaikan angka oktan bensin telah berakibat penambah zat pencemar di udara yaitu Pb.
Adapun masalah yang akan dilakukan penelitian adalah mendeteksi secara sederhana kadar logam Pb yang terdapat dalam bensin, asap yang di keluarkan oleh kendaraan bermotor serta kadar Pb di udara kota Kediri. Sedangkan tujuannya adalah mengetahui kadar Pb tersebut dan pengaruhnya terhadap timbulnya pemanasan global.
Berikut merupakan zat-zat yang dapat menyumbang pencemaran udara dan mempercepat timbulnya pemanasan global.
1. Karbon Monoksida (CO)
Gas ini barasal dari pembakaran tak sempurna bahan bakar dan bersifat racun. Serta dapat beraksi dengan hemoglobin darah.
2. Oksida Nitrogen (NOX)
Gas ini berasal dari pembakaran minyak bumi. Hal ini berakibat timbulnya kabut asap dan hujan asam yang dapat merusak logam-logam.
3. Oksi Belerang (SOX)
Gas ini barasal dari pembakaran batu bara dan minyak bumi serta letusan gunung berapi. Efek negatifnya dapat merusak pernafasan serta terjadinya hujan asam.
4. Partikel Padat
Zat ini berasal dari pembakaran tungku, industri dan kendaraan bermotor. Polutan logam bersifat toksik dan dapat meracuni tubuh manusia. Misalnya Pb, Hg, Cd dan Sb.


Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar Pb secara sederhana dengan alat penyedot dan kertas saring yang di celup larutan asam nitrat. Sampel yang diteliti adalah : bensin, asam motor dan mobil serta debu di udara. Sedangkan kadar Pb ditentukan dengan metode AAS. Sampel bensin diambil 2 macam, motor dan mobil 5 macam, lokasi diambil 6 titik di kota kediri jawa timur. Analisis kadar Pb dilakukan dilaboratorium Analisis KIMIA FMIPA. UNIBRAW. Malang.
Hasil penelitian menunjukan kadar Pb pada bensin 0,23 ppm dan premix 0,34 ppm. Hal ini berarti dalam bensin ditambahkan senyawa TEL yang mengandung Pb. Sedangkan pada pengukuran kadar Pb dari asap kendaraan antara 0,046-0,057 ppm. Tapi untuk motor 2 tak mengandung Pb sebesar 0,296 dan 0,37 ppm. Hal ini berarti motor 2 tak banyak menyumbang polutan Pb dibanding motor 4 tak dan mobil. Pengukuran kadar Pb di 4 lokasi menunjukan hasil antara 0,023-0,34 ppm. Sedangkan 2 lokasi lainnya lebih tinggi kadar Pb-nya yaitu 0,222 dan 0,37 ppm. Kedua lokasi tersebut jarang ditumbuhi pepohonan serta jumlah kendaraan yang lewat cukup banyak dibanding 4 lokasi lainnya.
Dilihat dari ambang batas pencemar udara, untuk kadar Pb maksimal 0,1-0,15 ppm. Berarti 2 jenis motor dan 2 titik lokasi di kediri telah melebihi batas tersebut yaitu 0,2-0,37 ppm. Adanya partikel logam Pb di udara yang melebihi ambang batas dapat mengakibatkan terbentuknya pemanasan global di suatu tempat lebih cepat. Sedangkan pada 4 lokasi lainnya masih dibawah ambang batas yaitu maksimum 0,057 ppm. Hal ini diakibatkan lokasi tersebut masih banyak ditumbuhi pohon pelindung yang dapat menyerap partikel zat padat pencemar (logam Pb).
Oleh karena itu , untuk mengurangi pencemaran udara dan timbulnya pemanasan global dapat dilakukan dengan cara yaitu :
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar yang mengandumg logam pencemar.
2. Melakukan penanaman pohon-pohon pelindung dan menyerap zat pencemar dimana-mana.
3. Menanamkan pendidikan lingkungan hidup di semua jenjang sekolah sejak dini.
4. Mengharuskan tiap lingkungan industri dengan konsep dengan konsep tata lingkungan dan ramah lingkungan.

0 comments:

Post a Comment

Leave Comment Please